La Blonde Attitude

Dimuat di KoKi (Kolom Kita), Senin, 22 Maret 2010 (klik disini)

The blonde girls -wanita berambut pirang- sering diidentikkan dengan seks dan seks serta seks. Begitu kuatnya image blonde girls yang dinilai berkisar tak jauh dari urusan dada ke bawah menciptakan blonde phobia diantara sesama wanita, terutama mereka yang sudah berpasangan.

Banyak cerita, baik kisah nyata maupun bualan ataupun gosip, berisikan kehebatan para blonde girls menggoda lelaki berpaling dari pasangannya, yang tentu saja membuat posisi kaum wanita berambut pirang tersudut ke belakang ruang. Ketakutan akan wanita berambut pirang begitu luas seolah - olah wanita berambut pirang sama dengan penyakit akut berbahaya biang keladi dari segala perselingkuhan dan perceraian.

Namun, mereka para blonde girls tidak mau begitu saja dijadikan sasaran empuk masyarakat. Para wanita berambut pirang membela diri dengan keras kalau mereka tidak hanya memikirkan tentang ataupun bergelut di sekitar dunia seks belaka, namun toch... sama sekali bukan salah mereka kalau mereka terlihat seksi dengan kepirangan rambut mereka.

Sekalipun banyak blonde girls yang bertingkah seronok dengan keseksiannya serta menjadi penggoda yang andal, namun BUKAN berarti semua wanita pirang adalah penggoda nomor satu bagi kaum adam dan musuh nomor satu bagi kaum hawa.

Mereka mengatakan dalam pembelaan mereka bahwa kesuksesan wanita menggoda lelaki hingga berpaling dari pasangannya bukan karena wanita itu berambut pirang, namun karena wanita tersebut mempunyai “Blonde’s Attitude”!

Wanita yang bangga memamerkan kesuksesan yang didapat setelah tidur dengan seseorang (bukan seseorang yang tidur dengan siapa saja namun tidak pernah sukses) menurut mereka adalah wanita yang mempunyai blonde’s attitude.

Blonde’s attitude bukanlah milik blonde girls semata-mata, namun setiap wanita berambut apapun bisa mempunyai blonde’s attitude. Wanita pirang, sekalipun sintal dan cantik belum tentu mempunyai blonde’s attitude, salah satu contoh dari wanita pirang terkenal tokoh kelas atas, tak lain dan tak bukan adalah Hillary Clinton. Seorang wanita pirang yang tidak dapat disangkal lagi kepandaian dan kesuksesan otaknya, melebihi kesintalan dadanya. Namun dia terpaksa harus menerima kenyataan suaminya terjatuh terkaing-kaing dalam pelukan seorang brunette. Seorang brunette yang mempunyai blond’s attitude!

Anne Roumanoff seorang humorist Parisien Perancis mengupas la blonde attitude (blonde’s attitude) dengan gayanya yang khas mengundang tawa baik segar maupun kecut. Menurutnya, seorang wanita yang mempunyai blonde’s attitude tidak harus selalu blonde, namun yang pasti wanita itu memenuhi 6 syarat utama:
  1. Berdiri dengan tegak membusungkan dada, percaya diri kalau setiap jengkal bagian tubuhnya merupakan senjata ampuh untuk menaklukan kaum pria. Jangan lupa ukuran 36B bulat sintal optimal lebih berdaya guna dan efektif daripada merubah ukuran menjadi 38E melebar.
     
  2. Saat berbicara dengan pria, wanita dengan blonde’s attitude wajib membelalakkan mata memandang terpesona tanpa lupa membuka bibir sedikit melebar. Menganga dengan sikap yang seksi sambil tak lupa sesekali mengeluarkan desahan “ ah... ah... ah...” manja di sela-sela pembicaraan serta sabar menjadi pendengar setia. Jangan lupa juga untuk mengangguk-angguk tanda setuju serta menyela dengan desahan-desahan mengundang “ ah... oh... ah...” , sekalipun tidak memahami satu kata pun.
     
  3. Seorang wanita yang mempunyai blond’s attitude harus bersikap sebodoh mungkin. Jangan lupa, untuk mempunyai blonde’s attitude yang sempurna dibutuhkan kecerdasan tinggi untuk membodohi lelaki dengan bersikap sebodoh mungkin! Mempunyai dada penuh bulat bukan berarti mempunyai otak berkapasitas kosong melompong.
     
  4. Memiliki/mengganti nama yang bernuasa eksotis dan bisa menawarkan mimpi bagi para pria. Misalnya nama berakhiran “A” seperti Pamela, Loana, Madonna atau nama yang memberikan rasa “On” seperti Camerron.
     
  5. Saat berdansa, seorang wanita yang memiliki blonde’s attitude harus mampu berbicara dengan bahasa tubuh semaksimal mungkin tanpa menimbulkan kesan murahan. Maksimalkan gerakan di bagian dada dan panggul dengan gerakan melingkar sempurna percaya diri tanpa perlu menggoyangkan kepala berlebihan, dan sekali lagi jangan lupa, bersikaplah tanpa dosa dan tampakkan wajah bodoh dengan elegan.
     
  6. Saat kaum pria melontarkan lelucon basi bertemakan blonde girls, wanita yang mempunyai blonde’s attitude harus mampu tertawa manja terbahak-bahak hingga mengeluarkan air mata sambil berkata, “ha ha ha... untung maskara saya waterproof, ha ha ha...”



Jadi, satu pesan untuk kaum wanita. Janganlah berprasangka buruk pada blonde girls, namun berhati-hatilah dengan wanita berambut warna apapun yang memiliki blonde’s attitude.


Waspadalah...
 

Arita-CH
Une brunette qui n’a pas la blonde attitude (juré!).

Pameran Otomotif Jenewa 2010: Hijau Loh Jinawi


Dimuat di "KoKi, Kolom Kita", Selasa, 9 Maret 2010.
http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/2/1399/pameran_otomotif_jenewa_2010_hijau_loh_jinawi

Di protes, di kecam dan disindir di “kandangnya” sendiri, pameran otomatif yang ke 80 tetap “bertengker” pada tanggal 4 hingga 14 maret di gedung pameran Palexpo Jenewa Swiss. Sebuah program dari saluran televisi Swiss Romand mengecam ajang pameran otomotif sebagai tempat jor-joran yang penuh dengan “polusi”. Salah seorang pembicara, dengan gamblang mengatakan alasannya berkunjung ke pameran tersebut (hanya) untuk melihat yang “bening-bening” (baca: perempuan).

Masalah polusi menjadi topik yang utama dan bisa dikatakan sepeda merupakan pilihan “tepat” sebagai kendaraan masa depan bebas polusi. Mencoba menggempur kesan “hitam” maka pameran otomotif Jenewa 2010 yang bertajukkan “Divine Surprise” maju dengan pasukan hijau. Dengan konsep ramah lingkungan, kendaraan bermotor dengan tenaga listrik, mobil Hybrid bervolume kecil dan urban style,bertebaran di berbagai stand. Dari Tata hingga Ferarri, mobil-mobil hijau ini tidak hanya menawarkan konsep “hijau” namun juga dengan berani bersolek dengan warna hijau kontras.



Namun, apakah konsep hijau ramah lingkungan yang ditawarkan industri mobil saat ini berhasil menghijau di masyarakat? 

Dari seluruh peserta pameran, hanya 10% peserta memamerkan mobil hijau.
Dari polling yang ada di website http://www.salon-auto.ch, 52.5% pendapat mengatakan bahwa industri otomotif TIDAK memberikan perhatian cukup terhadap lingkungan.

Dari pendapat saya sendiri, mobil-mobil yang bertebaran memang meng-hijaukan mata saya (baca: mahal).

Go green, save the planet, save your pocket!
Arita - CH



EDAG Light Car


Lumeneo Smera 
Mitsubitshi MIEV  
Renault ZOE ZE Concept 
Renault Twizy Z.E. Concept  
Rinspeed UC 
Toyota FT-EV II4  
Mercedes F800 Style hybrid 
Mercedes F800 Style hybrid 
Ferrari HY-KERS vettura laboratorio hybrid  
Ferrari HY-KERS vettura laboratorio hybrid 
Giugiaro Design EMAS3 hybrid  
HONDA CR-Z hybrid  
LEXUS RX 450 hybrid    






Pameran otomotif Jenewa 2010: Desain & Konsep

Dimuat di "KoKi, Kolom Kita", Senin, 8 Maret 2010.
http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/2/1402/pameran_otomotif_jenewa_2010_desain__konsep


Duluuuu sekali, saya paling suka buka majalah otomotif untuk melihat desain mobil terbaru. Sekalipun bukan pengamat mobil yang setia dan bukan ahli dalam bidang otomotif, menurut saya, ciri khas suatu mobil terlihat dari bentuk dan desainnya. Saya paling suka model mobil alla Batman dari Mercedez Benz
jadul, Jaguar yang berkesan sangat maskulin dan terutama Volkswagen Beetle yang imut-imut (jadi ingat masa kecil, tugas rutin dorong VW putih sekeluarga, ha ha ha...). Saat itu, rasanya dari jauh kita dapat dengan mudah mengenali jenis dan merk mobil tertentu.


Namun, sejak memasuki abad ke 21, saya jadi malas mengikuti perkembangan desain mobil. Semuanya dapat dikatakan mirip, hampir sama, looks alike. Dari jauh saya tidak mampu membedakan, apakah mobil tersebut Toyota, atau BMW atau Mercedes atau Hyundai? Krisis ekonomi global serta selera yang ikutan mengglobal, menyamarkan ciri khas jenis mobil. Masing-masing pabrik mobil bersaing membuat model terbaru yang kurang lebih mirip satu dengan lainnya. Bentuk dan desain yang hampir identik, membuat saya merasa hidup di dunia yang monochrome.


Sudah hampir 10 tahun PM suamiku ngarit di Pameran Otomotif Jenewa. Selama itu juga saya tidak pernah merasakan getaran penasaran tentang situasi dan kondisi dalam pameran otomotif akbar tersebut. Tapi pada tahun 2010 ini, PM berhasil membujukku untuk menikmati sesuatu yang menyegarkan mata. Sekalipun saya samasekali bukan seorang pembeli mobil yang setia, tapi desain dan konsep suatu mobil merupakan hal yang bisa membuat mata saya berbinar ria menikmati keindahan dunia polychrome.


Dear Kokiers, maafkan saya karena tidak bisa mengupas satu persatu jenis mobil yang ada di Palexpo Geneva. Selain bukan seorang ahli, saya juga sudah keblenger melihat berbagai macam jenis mobil. Bagaimana kalau kita nikmati saja bersama-sama keindahan polychrome dunia pemobilan, setuju?


Save my feet, please!


Arita - CH

Alfa Romeo Bertone Pandion Concept, Italy.

Aston Martin Cygnet, UK.


Aston Martin Rapide, UK.



 

Aston Martin Tailored, UK.

Audi R8 5.2 quattro, Germany.

Bentley GTC série 51, UK.

Mercedes SLS AMG, Germany.

Bugatti Veyron Grand Sport Grey Carbon, France.

Bugatti Veyron Royal Dark Blue, France.
Corvette, US.

Mercedes by FAB Design, Switzerland.

Gumpert Apollo, Germany.

Gumpert Apollo, Germany.

Hispano-Suiza Granturismo, Spain.

Koenigsegg CCXR, Sweden. At $.2 Million!

Lamborghini Superleggera, Italy.



LEXUS LFA, Japan. A new breed of LEXUS.


Pagani Zonda Cinque Roadster, Italy.


Pagani Zonda Tricolore, Italy.



Rolls-Royce Ghost by Mansory, UK.



Vredestein, Dutch.



Zagato Perana Z-One, Italia.






Perawan ?


Dimuat di KoKi Kolom Kita, Kamis, 11 Maret 2010.

Posted:
“Halo semuanya, kemarin saya mencoba melakukan senam gimnastik artistik untuk pertama kalinya dan saat saya berganti baju, saya melihat ada bercak darah pada celana dalam. Tapi  pada hari ini saya perhatikan, tidak ada lagi tetesan darah yang membercak.
Saya khawatir, apakah selaput dara saya robek? Apakah selaput dara saya benar-benar rusak? Bisakah diperbaiki? Atau sudah terlambat? Apakah saya sudah tidak perawan lagi?
Apa yang harus saya lakukan, tolong saya! Saya takut dan panik!
Apa yang akan saya katakan kepada tunangan saya? Masihkah saya perawan???”


Hal menarik dari orang tua, selalu merasa tau anaknya dan yang terbaik untuk anaknya,” kata-kata indah yang mengalir terketik dari kokier Malam a.k.a. Night membuat saya nyengir tersentak bagaikan kuda yang dipecut. Mengingat kembali saat “pemberontakan masa remaja”, kembali saya nyengir kecut, membenarkan Night, kalau orang tua selalu merasa tahu akan anaknya tanpa menanyakan terlebih dahulu apa sebenarnya yang ada di benak sang anak.

Paragraf pembuka diatas merupakan pertanyaan yang saya temukan dalam forum berbahasa Perancis untuk para remaja dan masalah-masalahnya. Forum yang berdomisili di Perancis tersebut berisikan berbagai macam informasi dan permasalahan seksual para remaja. Mengingat kembali kata-kata mutiara dari Night, saya mulai melihat-lihat forum-forum remaja seusia anak lanang saya, mencoba memahami dan mencerna permasalahan remaja di abad ke 21 ini.

Keperawanan



Permasalahan keperawanan bukan saja permasalahan milik orang Indonesia tapi juga (masih) merupakan permasalahan umum yang berlaku di seluruh belahan dunia ini. Sekalipun mungkin banyak yang beranggapan kalau para “bule” tidak ambil pusing dengan keperawanan, namun di banyak kota-kota kecil yang tersebar di Eropa, keperawanan masih dianggap sebagai hal yang utama.

Salah satu remaja yang menjawab pertanyaan diatas berpendapat bahwa keperawanan sama dengan kesucian (pureté). Kesucian yang berarti harga diri mereka tidaklah semurah dengan bercinta hanya berdasarkan keingintahuan ataupun rasa penasaran belaka. Masih banyak para remaja bule tersebut yang memimpikan saat-saat pertama kali bercinta dengan orang yang benar-benar mereka cintai dan membuktikan bahwa lelaki tersebut adalah yang pertama (dengan harapan yang terakhir) yang membuat darah keperawanan mereka menetes keluar.

Namun bagaimana dengan kasus diatas? Selaput dara gadis itu terkoyak karena melakukan aktivitas olahraga. Dirinya menjadi kalut dan bingung. Kepanikan menjalari dirinya, percayakah sang tunangan kalau selaput dara tersebut koyak bukan karena kopulasi?
(jangan berharap mereka mengenal Gigimo, sekalipun internet menjadi “makanan” mereka sehari-harinya, namun Gigimo tidak tercantum dalam kamus pergaulan mereka).

Beberapa remaja menjawab dengan tegas bahwa gadis tersebut masih perawan, selama alat kelamin pria tidak berprenetasi. Beberapa dari mereka berpendapat bahwa keperawanan tidak diukur dengan setetes darah namun lebih menekankan kejujuran bahwa percintaan yang mereka lakukan memang untuk yang pertama kali dalam kehidupannya. Mereka mengatakan kepada gadis itu untuk memberitahu sejujurnya kepada sang tunangan kalau aktifitas olahraga telah mengoyak selaput dara sehingga ada kemungkinan gadis tersebut tidak akan meneteskan darah keperawanan pada malam pertama. Kalaupun tunangan dari sang gadis tersebut tidak mempercayainya, mereka menyarankan untuk memutuskan dengan segera hubungan tersebut dan tidak ada gunanya lagi meneruskan hidup bersama-sama dengan seorang lelaki seperti itu.

Namun, beberapa orang menjawab lain. BELUM tentu semua lelaki bisa mempercayai kata-kata tersebut. Apalagi bagi mereka yang hidup dalam lingkungan keluarga yang masih menganut pentingnya tetesan darah keperawanan. Bukan hanya kepada sang suami kelak sang gadis harus mempertanggungjawabkan keperawanan namun juga kepada keluarga dari kedua belah pihak lelaki dan perempuan. Ayah sang gadis akan merasa malu karena telah gagal mendidik anaknya menjadi wanita yang “mulia” sedangkan ayah sang lelaki merasa malu karena merasa telah menikahkan anak lelakinya dengan seorang perempuan murahan.

Obsesi terhadap keperawanan perempuan & Sodomi
Masalah keperawanan dan hubungannya dengan keluarga di kedua belah pihak yang kelihatannya hanya mungkin dapat ditemui di Indonesia, ternyata masih menjadi masalah utama, pada abad ke 21 ini di benua Eropa yang terkenal dengan kebebasan. Di beberapa tempat dan komunitas Eropa, keperawanan masih sama dengan kesucian. Sekalipun definisi perawan bagi sebagian jawaban remaja yang saya baca di forum ini adalah seseorang perempuan yang sama sekali belum pernah melakukan coitus, namun tetap saja tetes-tetes darah keperawanan masih menjadi mahkota sekaligus momok bagi para perempuan.

Salah satu dari para remaja di forum ini menjawab dengan pertanyaan, “ Mengapa ada begitu sedikit orang-orang yang memahami kami para perempuan? Mengapa tidak ada yang mempertanyakan keperawanan lelaki? Bahkan di luar konteks agama, keperawanan perempuan tampaknya memiliki kepentingan simbolis jauh lebih besar daripada para lelaki. Hal ini membuat saya bingung tidak tahu harus berbuat apa.

Obsesi akan keperawanan dalam kehidupan para sebagian kulit putih ternyata tetap menjadi masalah besar. Sekalipun di luar konteks agama, ternyata tetap saja arti tetesan darah keperawanan adalah prioritas utama dalam membangun satu hubungan, membuat mereka berusaha dengan berbagai cara untuk tidak terjadi pertumpahan tetesan darah sebelum waktunya. Berbagai cara dicoba dan ditempuh, sekalipun harus masuk dalam kategori ektrim yang tinggi.

Membaca lebih jauh posting-posting dalam forum ini, saya menjadi terbatuk-batuk kaget hampir terjengkang jatuh dari kursi rotan yang selalu berdenyit setiap saat. Sekali lagi saya ingatkan, Gigimo tidak populer dan bisa dikatakan tidak dikenal dalam kehidupan mereka, sehingga untuk mempertahankan pertumpahan darah, beberapa dari mereka, yang memang pada dasarnya ingin melakukan hubungan seksual belaka dengan dasar penasaran dan keingintahuan, nekat melakukan hubungan seksual dengan ber-sodomi ria!!!

Dalam bahasa perancis, untuk mendeskripsikan hubungan seksual ada 2 kata yang digunakan, faire l’amour (berhubungan seksual karena cinta/bercinta) dan baiser (berhubungan seksual dengan atau tanpa cinta). Umumnya mereka menulis perbuatan sodomi dengan menggunakan kata “baiser” yang berkonotasi lebih ke aktivitas hubungan seksual belaka yang dilakukan (kebanyakan) didasarkan oleh rasa ingin tahu dan mencari sensasi  dalam melakukan kegiatan seksual.

Masa-masa remaja dimana tingkat hormon meningkat dan sensasi kenikmatan mulai mengintip dari balik celana, rasa penasaran mulai melompat dan melonjak hingga mencapai ubun-ubun.  Berhubung keperawanan adalah mahkota yang (masih) harus ditenteng bersama dalam melakukan percintaan (faire l’amour), sedangkan ubun-ubun yang mulai “retak” terdorong oleh keinginan untuk menikmati sensasi kenikmatan seksual tidak mau menunggu malam pertama, maka pintu belakang pun dibuka “demi melindungi” tetesan darah dari gerbang utama...

Posted : Il m’a baisé hier soir et je suis encore vierge! (tadi malam dia meniduri saya dan saya tetap masih perawan)
Para pembaca...
Apakah gadis yang selaput daranya sudah terkoyak karena olahraga masih perawan?
Apakah gadis yang melakukan hubungan “pintu belakang” dan selaput daranya utuh, masih (disebut) perawan?


Penutup
Belum selesai membaca semua posting yang ada dalam forum itu, mata saya mulai berkunang-berkunang, kepala saya mulai cenat-cenut, sementara tenggorokan ini kering, setengah mati mencoba menelan dan menelaah situasi remaja di abad ke 21 ini. Rasanya, saya membutuhkan waktu sebentar untuk balik kembali menyepi di gunung setan (les Diablerets)...


Catatan kaki:
Dalam bahasa perancis, kata "enculé !" (terjemahan langsung: seks anal) merupakan kata makian yang paling kasar di Perancis. Pada abad ke 4, sejak kaisar Konstantinus berkonversi menjadi Kristen, perbuatan sodomi merupakan kejahatan besar dan pelaku tindak sodomi dihukum dengan dibakar hidup-hidup. Beberapa waktu kemudian, perburuan pelaku tindak imoral dan para penyihir meningkat dengan drastis. Untuk menghukum mereka, para tersangka dijatuhkan dakwaan sebagai pelaku tindak sodomi dan dibakar hidup-hidup.
Lama-lama, penggunaan dakwaan tindakan sodomi disalah gunakan untuk menyingkirkan lawan ataupun orang-orang yang tidak disukai, sekalipun dengan posisi penting dan kedudukan kuat dengan adanya tuduhan melakukan sodomi, mereka tidak akan luput dari hukuman.
Pada saat itu, jika seseorang memaki dengan kata “enculer” maka  resiko yang dihadapi oleh orang yang dimaki dapat berakibat hukuman di bakar hidup-hidup. 


Images: Junita Arneld Photograpy