Ingat Pengalaman Sendiri

07.12.2005.

Dear Zeverina,

Membaca cerita-cerita yang ada di kolom Kesehatan ini tanpa kita sadari seperti mengadakan terapi kelompok untuk menyegarkan kembali kepenatan dan stress yang kita alami sehari-hari, bahkan bisa mendapatkan jalan keluar dari suatu permasalahan. Selamat ya, benar-benar efektif, terutama untuk saya pribadi. Merenungkan tulisan Sarimin-San, saya jadi ingat tentang pengalaman saya sendiri.

Setiap saya pulang ke Indonesia, banyak keluarga yang menawarkan entah dirinya sendiri entah anaknya untuk bekerja dengan saya. Bahkan ada paman saya yang berumur hampir 60 tahun ingin mencoba pengalaman dan bekerja dengan saya. Apa saja, bahkan pekerjaan berat sekalipun, katanya.

Sebaliknya, saat saya ketempat para pengrajin yang hidupnya di desa-desa bahkan dengan lantai tanah tidak pernah sekalipun meminta pekerjaan di luar negeri. Ada satu anak pengrajin yang pandai sekali menari daerah, iseng-iseng saya tanya kalau mungkin satu hari dia punya niat untuk bekerja dengan saya karena saat pameran saya sering mengadakan pertunjukkan tarian daerah. Tapi apa jawabannya?

"Tidak Bu, terima kasih. Hidup saya cukup disini, saya cuma bisa bantu Ibu dengan berdoa supaya usaha Ibu lancar." Trenyuh hati saya mendengar ucapannya.

Rasa puas dalam diri adalah sesuatu yang relatif dan tidak pernah ada batasnya tanpa kita sendiri yang membatasi. Kepuasan dalam keberhasilan maupun kehidupan tergantung dari kita sendiri yang mebatasinya, dan gadis desa yang sederhana itu tahu bagaimana mengukur rasa puas dalam dirinya. Sejak kejadian itu saya pun mulai mencoba mencari jawaban yang tepat untuk keluarga ataupun teman2 tanpa berusaha menyakiti hati mereka karena dalam kehidupan ini kita akan selalu saling membutuhkan satu sama lainnya. Tapi kalau pada saat kita tidak bisa membantu diri sendiri, bagaimana membantu orang lain? Istilahnya orang jatuh mau tolong orang tenggelam, yah mati dua-duanya.

Jadi kalau ada yang tanya oleh-oleh, ya kalau saya ada rejeki saya bawa oleh-oleh, kalau lagi pas-pas-an ya saya bilang, oleh-olehnya ya "saya sendiri", kan cuma lihat beberapa kali dalam setahun? Kalau ada yang minta uang, saya akan tanya untuk apa? Kalau urusan penting dan saya ada sedikit uang ya saya kasih, kalau hanya karena cari rejeki nomplok, ya bilang saja "tidak ada" dengan baik-baik, lalu ucapkan terima kasih dengan sopan karena sudah menganggap saya mampu. Jangan biarkan energi negatif memasuki badan kita, lawan dengan energi postif, kasih saja senyum, paling yang disenyumin ngerundel, maksimum ngomongin saya dibelakang.

Kalau dibilang sudah jadi orang mampu, saya jawab "Amin", kalau dibilang pelit, ya saya jawab "Tuhan saja tidak setiap waktu mengabullkan permintaan kita, karena setiap kejadian selalu ada waktunya. Ada waktu nangis ya ada waktu tertawa. Mungkin sekarang waktu saya pelit, doian saja supaya nanti ada waktunya saya murah hati. Biasanya setelah dijawab seperti itu kalau tidak ngeloyor tanpa jawaban, garuk-garuk kepala, malah ada yang bilang saya sudah kehilangan pikiran, atau gila karena orang minta bantuan jawabannya hanya senyum-senyum. Ada yang mengumpat, tersinggung, dll.

Nah sekarang tergantung dari kita sendiri. Jangan terlalu diambil hati dan bersikap negatif, karena semuanya ada maksudnya, kadangkala bisa mengingatkan kalau kita lebih beruntung daripada mereka jadi bersyukurlah kepada Tuhan. Semuanya tergantung dari kita bagaimana menanggapi masalah, yang penting semuanya ada batasnya, dan kita sendirilah yang menentukan batas tersebut. Bersikaplah posifif karena sikap negatif itu ada di dunia untuk membuat kita menghargai apa artinya postif. Kalau tidak ada permasalahan, kita tidak akan pernah tahu bagaimana menghargai suatu jalan keluar. Kalau hanya ada negatif, lama kelamaan yang negatif menjadi suatu kebiasaan yang akhirnya merusakkan diri kita sendiri.

Percayalah, Tuhan tidak akan pernah menjerumuskan kita ke yang negatif, sebaliknya kita sendiri biasanya yang memilih untuk mengambil yang negatif. Tersenyum lah didepan kaca, maka kita akan tahu bahwa kebahagiaan berada didepan kita berperang melawan kesedihan. Wah saya kebanyakan nulis, mudah-mudahan ada manfaatnya buat kita semua. Salam sejahtera selalu, dan jangan lupa tersenyumlah!

Previous
Next Post »