Thats All Folks!

09.12.2008.

Dear All, para pengunjung situs Community (KoKI) yang adalah merupakan bagian dari KOMPAS.COM…

Secara global bin menyeluruh, setelah mengalami dengan membaca dan menjawab banyak komentar dalam berbagai artikel, aku menyadari betapa besarnya KoKi memasuki kehidupan pribadi manusia. Interaksi manusia dengan berbagai sifat dan karakter bagaikan arah penjuru timur, barat, utara dan selatan bersatu padu membentuk kesatuan yang unik (kalau masih bisa dibilang “kesatuan” bagi beberapa pihak). Berhubung ada karakter dari 4 penjuru, aku memilih untuk mengambil penjuru Timur dan penjuru Barat, dikarenakan Timur dan Barat, masih berada dalam satu garis lurus Horizontal, yang artinya sama tingginya dan sama kedudukkan/posisinya, hanya beda jarak.

Ada suatu kata-kata bagus mengenai Timur dan Barat:

Take the best qualities of Both East and West and make them your own.

Take the worst qualities of both East and West and eradicate them from your being.

Kata-kata diatas dimaksudkan untuk kebudayaan Timur dan Kebudayaan Barat, namun dapat juga diartikan sebagai suatu falsafah. Begitu juga dalam koki, selama ini kekacauan sehingga menjadi rancu karena adanya perbidangan OOT (Out Of Topic), meng-Oot tak lebih dan tak kurang dikarenakan adanya perseteruan pribadi antara“Timur dan Barat”, perseteruan oleh, dan, dengan, WANITA. Maaf untuk para wanita, maaf juga untuk diri saya sendiri yang juga wanita, namun (sayangnya) ternyata Wanita dengan Wanita menjadi figur sentral dalam perseteruan dan kekacauan, sisanya hanyalah sebagai figur pelengkap, yang kadang juga berfungsi baik sebagai peran antagonis maupun peran protagonis namun tetap sebagai figur pelengkap.

Ada dua kasus besar dalam dua grup yang berbeda, katakanlah kasus Timur dan kasus Barat.

Dalam kasus Barat, dua tokoh sentral adalah wanita, sedangkan peran figur pelengkap diantaranya adalah salah satu kokier yang memegang peran Antagonis. Sedangkan figur pelengkap yang memegang peran protagonis, diantaranya para kokier yang menjadi korban figur antagonis, mereka menjadi protagonis karena merupakan korban sehingga menimbulkan simpati dari kokiers lainnya. Para pemain utama, figur sentral dalam Kasus Barat, perseteruan wanita dengan wanita ini “membutuhkan” banyak pemain figuran agar “hidup menjadi lebih hidup” dengan membangun kehidupan lain di dalam kehidupan KoKi.

Dalam kondisi hubungan yang didasarkan pada suatu ketidakharmonisan, mereka membutuhkan suasana Kaos (Chaos) sebagai kekuatan untuk menghidupkan “kehidupan” yang berdasarkan dari suatu ketidakseimbangan hubungan. Karena dengan adanya kekuatan Kaos (Chaos) dapat memicu situasi untuk bisa mencapai puncak tujuan, the target supreme, yaitu kehancuran. Dengan adanya kehancuran, maka diharapkan akan tumbuh kelahiran tunas yang baru dalam dunia baru yang berbeda. Jadi simpelnya, bertujuan -secara tidak langsung dan tidak disadari- untuk “bunuh diri”, menghancurkan ketidakharmonisan dan setelah kematian mendapatkan kehidupan baru. Salah satu bagian dari cara berevolusi yang diciptakan oleh kekuatan pikiran.

Pusing?

Hmm, teori ini sudah berlaku sejak jaman kuno hingga saat ini,... sederhananya begini: Saat sesuatu bentuk, baik dalam bentuk hubungan atau bentuk lainnya, dibangun diatas suatu kesalahan (ketidakseimbangan) yang tidak bisa diperbaiki lagi, maka dibutuhkan kekacauan (Chaos) sebagai kekuatan yang raksasa untuk menghancurleburkan “bangunan” yang terbentuk berdasarkan “ketidakseimbangan” (disharmony & unbalance). "The chaos provides the variability to permit an evolutionary process to discover more powerful and efficient solutions." (Kurzweil 2005: 45). Saat “bangunan” tersebut hancur lebur rata dengan tanah, maka dibangunlah bangunan yang sama sekali BARU, yang tidak ada hubungan sama sekali dengan bangunan lama yang disharmony & unbalance.

Sisi apesnya, untuk menciptakan kekuatan Chaos yang dahsyat, figur sentral tidak bisa/mau melakukan sendirian, tapi membutuhkan dan mengajak banyak orang. Beberapa pilihan digelar pada kokier lainnya, mau diajak menjadi figur pendamping/pelengkap untuk menciptakan kesempurnaan Kaos (Chaos) atau memilih tidak ikut dan (lebih) menjadi figur sentral dalam kehidupan yang seimbang dan harmonis?

Seperti ini gambaran singkat dari yang terjadi di KoKi, saat ini. Kita protes, mereka makin senang dan makin ramai serta makin cepat menghancurkan keadaan. Kita cuekkin, mereka merajalela, tidak bergeming, samber sana samber sini, mencari mangsa.

Kelihatannya gila-gilaan, namun sesungguhnya merupakan fenomena alam, pola yang sudah ada sejak dahulu. Tentu saja mereka dalam bertindak (mungkin) tidak berpikir atau menggunakan teori ini dan itu , namun sifat natural, alami, yang ada dalam alam membentuk pola pikiran tersebut sejak jaman dulu, mungkin kalau dalam film kartun seperti pada jaman Mr. Flinstone, he he he.

Begitu juga dengan Kasus Timur. Kalau dilihat dan ditelusuri, kasus mereka jauh lebih ruwet, karena faktor pemicu yang cukup rancu dan ragam. Ambil jalan tengah, simpel dan mengglobal, ini merupakan perseteruan wanita dengan wanita (lagi). Sisanya adalah pemain figuran, baik mereka yang berjenis kelamin lelaki maupun kelamin wanita. Kasus Timur lebih banyak menggunakan figur pendamping protagonis, namun tetap saja mereka semua itu hanya FIGUR PENDAMPING, sedangkan figur sentral, hanyalah sedikit, tidak sampai jumlah jari dari satu tangan. Kasus ini pun kurang lebih sama sifat dan tujuannya, mencari Kaos (Chaos) untuk menuju kematian. Dan memang akhirnya terjadi “kematian” di Koki. Diharapkan, dengan sudah dilaluinya proses transformasi, maka bisa dibangun kehidupan yang sama sekali baru dengan berdasarkan keharmonisan dan keseimbangan hidup.

Kamu, aku dan lainnya, kita hanyalah (bisa) menjadi pemeran figuran, pelengkap, ataupun pendamping, itupun kalau kita mau dan memilih berpartisipasi, dalam menuju kesempurnaan Chaos. Figur Sentral tetap membutuhkan figur pelengkap, baik yang protagonis maupun antagonis. Sudah ada (beberapa) figur-figur pelengkap yang mengajukan diri secara sukarela, sedangkan para figur pelengkap yang tidak menyadari di casting secara tidak langsung, diharapkan segera “melarikan diri” dari peranan tersebut.

Kuharapkan, para kokiers bisa memilih dan bertindak. Aku mencoba menjadi teman bagimu dan sebagai seorang teman, aku mengharapkan keputusan yang terbaik bagimu, yang diputuskan sendiri olehmu, untuk masa depan dengan mengambil tindakan berdasarkan pemikiran untuk/ke jangka waktu yang panjang.

Aku sendiri? Aku memilih menjadi seperti Semar, yang samar berdiri dibelakang dari balik sampir, menelaah dan berteriak dengan wajah yang buruk rupa. Karena aku berada dalam dunia maya, oleh karena itu aku memilih menggunakan wajah yang buruk rupa daripada berhati buruk, dan seperti Semar, aku juga akan berteriak dengan kencang:

Ini adalah dunia maya, namun DUNIA INI bernama KoKi! Suatu situs yang mempunyai prinsip dan STANDAR HUKUM YANG JELAS. BUKAN situs yang bisa diperlakukan seenak maunya, sesuka hati, semau-maunya sendiri, segila-gilanya bergilaan dengan gila bahkan lebih parah dari orang gila, sesuka-sukanya dengan definisi sembarangan main sambar dari kiri, kanan, depan dan belakang.

Ini KOKI! Suatu situs Community bagian dari Kompas.COM. (http://community.kompas.com/), yang dikelola oleh Kompas Cyber Media, yang mempunyai SYARAT-SYARAT PENGGUNAAN, TERM OF USE, dimana PENGGUNA (kokier dan kokoer, kamu, kalian dan aku, yang mendaftar pada situs KOKI, yang menggunakan sistim login ) MEMPUNYAI KEWAJIBAN, ketentuan dalam penggunaan situs, konten, layanan dan fitur yang ada di Kompas.com.

Penggunaan Kompas.com harus tunduk pada hukum dan peraturan perundangan dalam wilayah Republik Indonesia. Anda dilarang untuk memuat atau meneruskan melalui Kompas.com materi atau hal lainnya yang diantaranya adalah:

  • melanggar hukum, mengancam, menghina, melecehkan, memfitnah, mencemarkan, memperdaya, curang, atau menimbulkan kebencian pada orang atau golongan tertentu.

  • menganiaya, melecehkan, merendahkan atau mengintimidasi individu atau grup individu berdasarkan agama, jenis kelamin, orientasi seksual, ras, etnis, usia atau cacat fisik.

  • menyinggung, memicu pertentangan dan atau permusuhan antar Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).

  • memuat kata-kata atau gambar-gambar yang menimbulkan rasa ngeri, kasar, kotor, jorok, dan sumpah serapah.

  • melanggar Terms of Use, petunjuk atau kebijakan lainnya yang ada pada Kompas.com
  • Pengelola (yang dalam hal ini adalah Kompas Cyber Media) akan bekerjasama secara penuh dengan setiap pejabat penegak hukum atau perintah pengadilan yang meminta atau mengarahkan pengelola untuk mengungkapkan identitas dari siapapun yang memuati materi atau informasi seperti tersebut di atas.
  • (...) pengelola berhak menolak untuk memuat atau menyunting konten yang dikirim. Kami (pengelola) memiliki hak untuk menghapus konten untuk berbagai alasan, (...).
  • “Harap Anda membaca Terms of Use ini dengan sebaik-baiknya. Dengan mengakses dan menggunakan Kompas.com, berarti Anda telah memahami dan setuju untuk terikat dengan semua peraturan yang berlaku di situs ini. Jika Anda tidak setuju untuk terikat dengan semua peraturan yang berlaku, silakan untuk tidak menggunakan situs ini.”
  • Terms of Use Kompas.Com. Di salin dari http://www.kompas.com/terms.php pada tanggal 15 November 2008.

That's all folks!

Arita-CH


Previous
Next Post »